Friday, 29 September 2017

tempat wisata di jepara



Kota Jepara selain terkenal dengan kota ukir, juga mempunyai keindahan alam yang amat elok terutama dengan keindahan alam pantainya. Sebagai kota yang terletak di wilayah utara pulau Jawa maka tak heran lagi jika Jepara memiliki tempat wisata pantai yang cukup banyak.

Sebenarnya ada banyak tempat pariwisata di Kabupaten Jepara, yang terkenal disana adalah wisata pantainya, karena memang Kabupaten Jepara dekat dengan laut. Ini adalah beberapa tempat wisata yang sering dikunjungi baik oleh warga sekitar ataupun dari luar Kabupaten Jepara.



Museum RA. Kartini terletak di pusat kota atau tepatnya di sebelah utara alun-alun kota Jepara. Museum RA Kartini termasuk jenis museum umum dan sekaligus sebagai Obyek Wisata sejarah yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jepara selaku Dinas Teknis yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah.

Museum ini dibuka setiap hari dan sering dikunjungi para wisatawan baik wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Museum RA Kartini didirikan pada tanggal 30 Maret 1975 pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, SH, sedangkan peresmiannya dilakukan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati KDH Tingkat II Jepara, Soedikto, SH.

Tujuan didirikan museum ini adalah untuk mengabadikan jasa-jasa perjuangan RA Kartini dengan cara mendokumentasikan, memamerkan, dan memvisualkan benda-benda bersejarah peninggalan milik kakak kandungnya serta benda warisan budaya lainnya yang banyak ditemukan di daerah Kabupaten Jepara. Gedung museum dibangun di atas areal seluas 5.210 m2 dengan luas bangunan 890 m2 dan terdiri dari tiga buah gedung.

RUANG I Ruang ini berisi koleksi peninggalan RA Kartini berupa benda-benda dan foto-foto miliknya semasa masih hidup antara lain :

(Satu) set meja kursi tamu yang masih asli terbuat dari kayu jati dengan ukiran khas motif Jawa kuno; Lukisan wajah beliau pada saat melangsungkan pernikahannya dengan Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Djoyodiningrat pada tanggal 12 Nopember 1903; Foto contoh tulisan dalam bahasa Belanda yang ditujukan kepada sahabatnya di negeri Holland;



Meja belajar; Piring dan mangkok; Hasil keterampilan tangan muridnya berupa renda; Alat untuk membatik berupa canting milik RA Kartini; Silsilah RA Kartini; Serambi belakang pendopo Kabupaten; Botekan, sebuah tempat untuk menyimpan jamu sebagai persiapan pada saat RA Kartini akan dilahirkan; Mesin jahit kepunyaan muridnya yang sampai sekarang masih dapat dioperasikan.

Salah satu obyek wisata andalan di Jepara adalah Benteng Portugis yang terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Keling atau 45 km di sebelah utara Kota Jepara, dan untuk mencapainya tersedia sarana jalan aspal dan transportasi regular.

Dilihat dari sisi geografis benteng ini nampak sangat strategis untuk kepentingan militer khususnya zaman dahulu yang kemampuan tembakan meriamnya terbatas 2 s/d 3 km saja. Benteng ini dibangun di ats sebuah bukit batu di pinggir laut dan persis di depannya terhampar Pulau mondoliko, sehingga praktis selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kontrol Meriam Benteng sehingga akan berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.

Pada tahun 1619, kota Jayakarta/Sunda Kelapa dimasuki VOC Belanda, dan saat ini Sunda Kelapa yang diubah namanya menjadi Batavia dianggap sebagai awal tumbuhnya penjajahan oleh Imperialis Belanda di Indonesia. Sultan Agung Raja Mataram sudah merasakan adanya bahaya yang mengancam dari situasi jatuh nya kota Jayakarta ke tangan Belanda. Untuk itu Sultan Agung mempersiapkan angkatan perangnya guna mengusir penjajah Belanda.

Tekad Raja Mataram ini dilaksanakan berturut-turut pada tahun 1628 dan tahun 1629 yang berakhir dengan kekalahan di pihak Mataram.



Kejadian ini membuat Sultan Agung berpikir bahwa VOC Belanda hanya bisa dikalahkan lewat serangan darat dan laut secara bersamaan, padahal Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat, sehingga perlu adanya bantuan dari pihak ketiga yang juga berseteru dengan VOC yaitu Bangsa Portugis.



Telaga sejuta akar ,merupakan obyek wisata baru dengan pemandangan utama berupa pohon karet dan mata air menyerupai telaga. Dengan penataan lingkungan dan perbaikan akses menuju objek, diharapkan wisatawan dapat menikmati panorama, hawa yang sejuk, dan menu ikan air tawar yang masih segar.



Letaknya di Desa Bondo kecamatan Bangsri + 25 km dari pusat kota Jepara.



Pulau Panjang terdapat di sebelah barat Pantai Kartini berjarak sekitar 1,5 km. merupakan pulau berpantai landai dan berpasir putih. Pulaunya rimbun karena beberapa jenis tanaman keras tumbuh di sana. Pohon-pohonya yang tinggi sangat menarik bagi berbagai jenis burung (camar, bangau, blekok) untuk tinggal dan berkembang biak.

Pengunjung dapat mengelilingi pulau dengan berjalan menyusuri pantai atau menyusuri jalan (paving block) sambil menikmati pemandangan di kanan kiri. Selain itu, pantai berpasir putih dan laut dangkal dengan terumbu karang juga merupakan pemandangan yang cukup menarik, terutama bagi yang suka mancing dan mandi laut.

Di Pulau Panjang juga terdapat makam tokoh islam (seorang guru), Syeikh Abu Bakar namanya. Terdapat pula mercusuar yang sampai sekarang masih berfungsi untuk memandu kapal-kapal yang mengarungi Laut Jawa.

Untuk sampai di Pulau Panjang dapat memanfaatkan perahu wisata "Sapta Pesona" dari Pantai Kartini atau Pantai Bandengan dengan tarif yang relatif murah. Bagi yang ingin berkemah tidak perlu khawatir, karena di sana juga tersedia sarana MCK yang cukup memadai.



Pulau Mandalika letaknya berhadapan langsung dengan Objek Wisata Benteng Portugis dengan jarak + 2 km. Untuk mengunjungi pulau ini dapat menggunakan perahu nelayan bermesin tempel dengan waktu tempuh tidak lebih dari 0,5 jam.

Pulau ini tidak berpenghuni, hanya 1 orang operator/penjaga mercusuar yang bertugas di sana. Alamnya berupa hutan yang masih perawan sehingga banyak binatang berbisa seperti : ular, kalajengking, dan kepiting hitam (gotho). Pantainya curam dan berbatu sehingga pulau ini dikelilingi laut yang cukup dalam.

Bagi yang suka memancing, dapat melakukan aktivitas ini baik dari daratan Pulau Mandalika atau dari bebatuan yang ada di bawah Benteng Portugis atau dapat juga dengan menyewa perahu. Ikan yang diperoleh pemancing biasanya jenis kerapu, kakap putih, gerabah, pari, dan sembilang.



Karimunjawa terdiri dari 3 desa (Karimun, Kemojan dan Parang).Obyek wisata Bahari terpadu Taman Nasional Laut Karimunjawa ini merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di tingkat regional bahkan International, Karimunjawa memiliki keindahan alam bawah laut yang alami/perawan dan sangat menakjubkan, dengan aneka jenis terumbu karang yang paling lengkap di dunia, biota laut dan ikan karang beraneka warna, hamparan pasir putih di setiap pulau dari 27 pulau yang ada menjadikan Karimunjawa laksana surga bagi pengunjung wisatawan baik mancanegara maupun domestik.



Kebijakan pengembangan pariwisata di Taman Nasional Karimunjawa diarahkan pada wisata berwawasan lingkungan, minat khusus atau sering disebut Ekowisata/Ecotourism/wisata alam dan ekosistem utama kawasan. Adapun wisata alam adalah kegiatan perjalanan atau sebagaian dari kegiatan wisata yang bersifat wisata minat khusus yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati gejala keunikan dan keindahan alam di Taman Nasional, sedangkan ekosistem utama kawasan adalah Hutan Hujan Tropis Dataran rendah, Hutan Mangrove, Terumbu Karang, Hutan Pantai, Padang lamun dan rumput laut.



Teluk Awur Salah satu pantai di kabupaten Jepara yang cukup indah dan menarik untuk di kunjungi adalah Pantai Teluk Awur.

Pantai ini terletak di Desa Teluk awur kecamatan Tahunan sekitar 4 km ke arah selatan dari pusat kota Jepara,namun demikian jika dilihat pantai ini tidak kalah menariknya dengan pantai lainnya yang ada di Jepara. Setiap Event Lomban pantai ini juga gak kalah ramenya dengan pantai-pantai lainnya dan banyak juga hiburan-hiburan yang menarik .

Setiap hari Minggu atau libur pantai ini cukup ramai dikunjungi oleh pelancong baik dari sekitar Jepara sendiri, ada pula warga luar kota Jepara yang juga mampir mencoba melihat keindahan pantai yang masih alami ini.

Untuk yang mempunyai hobi berenang Pantai Teluk Awur kondisi airnya cukup bersih karena jauh dari lalangnya perahu dan kapal, sehingga aman jika digunakan untuk mandi dan berenang.



Pantai Pungkruk berjarak 7 km. dari kota Jepara. Pantainya datar dan berkarang, di lokasi ini terdapat banyak rumah makan tradisional yang menyajikan menu makanan laut (seafood) dengan menu andalan adalah ikan bakar. Ada beberapa rumah makan yang ditata cukup rapi, sebagian bangunannya berupa gazebo yang berada di atas laut/tambak. Bahkan ada beberapa pengusaha yang melengkapi tempat usahanya dengan karaoke.



Obyek Wisata Pantai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara. Obyek wisata ini berada di kelurahan Bulu kecamatan Jepara dan merupakan obyek wisata alam yang menjadi dambaan wisatawan.

Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian aquarium Kura-kura, motel, permainan anak-anak (komedi putar, mandi bola, perahu arus), dan lain-lain telah tersedia untuk para pengunjung. Suasana di sekitar pantai yang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri buat pengunjung, sehingga tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga atau acara santai lainnya.



Di tempat ini pula para pengunjung dapat melepaskan lelah dengan duduk-duduk di bawah gazebo sambil menghirup udara segar bersama terpaan angin laut, terdapat pula deretan toko souvenir kerajinan laut yang dapat dijadikan buah tangan para wisatawan.

Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek wisata Taman laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 6 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam).



Berlokasi di Desa Bondo Kecamatan Bangsri 17 km. dari pusat kota. Pantai sepanjang + 2 km berpasir putih dan di sekitar pantai banyak pohon peneduh yang didominasi jenis pandan.

Pada saat musim barat ombaknya cukup besar, namun setelah itu airnya tenang dan jernih. Didukung lautnya yang dangkal, lokasi ini sangat baik untuk mandi laut. Apalagi sekarang sudah ada inisiatif masyarakat untuk menyediakan shower room dan ban untuk disewakan.

Dari pantai ini dapat terlihat jelas PLTU Tanjung Jati B yang begitu megah. Di sebelah utara PLTU terdapat karang dalam seluas ratusan km2 dengan kedalaman 35 m - 50 m dengan bermacam jenis ikan sangat pas untuk yang hobi memancing.



Pantai Empu Rencek Wilayah Jepara terkenal dengan keindahan pantai pasir putih,
hampir semua pantai yg berpasir putih untuk dijadikan tempat wisata,salah satu yang tak kalah menarik yaitu pantai Empu rancak,kawasan ini banyak ditemui pilihan makanan menu seafood.

Pantai Empu Rancak terlentak di Desa Karang Gondang, Kecamatan Mlonggo.

Pantai ini masih terlihat sepi, sebab memang belum banyak yang mengenal wilayah ini.
Namun sejak empat tahun terakhir, kawasan ini sudah mulai dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Dengan memanfaatkan keindahan pantai dan tumbuh-tumbuhan rimbun di sekelilingnya,
Anda tertarik? Silakan kunjungi!



Pantai Tirto Samudro atau yang dikenal oleh masyarakat umum dengan sebutan Pantai Bandengan terletak 7 km sebelah utara dari pusat kota. Pantai yang airnya jernih dan berpasir putih ini sangat cocok untuk lokasi mandi . tak jarang para wisatawan yang datang ke obyek ini sengaja melakukan mandi laut. Umumnya mereka anak-anak, remaja dan para wisatawan manca Negara. Biasanya saat yang paling disukai adalah pada waktu pagi hari dan di saat sore menjelang senja dimana akan tampak panorama sunset yang memukau.

Di lokasi ini pula kita dapat bersantai ria dan duduk duduk di atas shelter sambil menikmati semilir angin pantai serta udara yang masih alami (tanpa polusi). Kawasan obyek wisata yang lahannya cukup luas dan sebagian besar ditumbuhi rerimbunan pohon-pohon pandan ini memang cocok untuk kegiatan remaja seperti kemah, volley pantai, sepeda santai atau kegiatan-kegiatan serupa. Selain itu pula di dalam area obyek wisata ini sering digunakan ajang permainan moto cross dan pertunjukan festival layang-layang baik regional, nasional maupun internasional.

Obyek wisata ini dapat di jangkau dengan mudah oleh kendaraaan umum, sebab sudah tersedia prasarana jalan yang sudah beraspal dan sudah ada angkutan kota yang langsung menuju lokasi obyek wisata tersebut. Sedangkan makanan khas yang dapat dinikmati oleh para pengunjung di obyek wisata tersebut yaitu kerang rebus, rajungan, ikan bakar serta pindang srani.

Menurut catatan sejarah, pantai Bandengan ternyata masih terkait erat dengan kehidupan Pahlawan Nasional yang juga tokoh emansipasi wanita yaitu RA Kartini pantai tersebut merupakan tempat yang menarik yang menjadi kenangan manis buat putra putri Bupati Jepara ini. Gadis yang lincah dengan panggilan TRINIL ini semasa kecilnya sering sekali berwisata ke pantai ini bersama Bangsawan Hindia Belanda yaitu Ny. Ovink Soer (Isteri asisten residen) bersama suaminya, pada saat liburan pertama menjelang kenaikan kelas mengajak RA Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah untuk menikmati keindahan pantai tersebut.

Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak yang menggapai kaki mereka. Kepada Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut. Di jawab dengan singkat "Pantai Bandengan" kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan di Holland pun ada pantai yang hampir sama dengan Pantai Bandengan, hanya ada sedikit perbedaan bahwa airnya dingin namanya SCHEVENINGEN. Secara spontan Kartini menyela "..kalau begitu kita sebut saja Pantai Bandengan ini dengan "KLEIN SCHEVENINGEN".

Berawal dari hal di atas, maka sampai sekarang Pantai Bandengan terkenal dengan sebutan KLEIN SCHEVENINGEN (bahasa Belanda : KLEIN berarti pantai dan SCHEVENINGEN yaitu nama pantai di negeri Belanda).

Selain Pantai Bandengan merupakan tempat yang pernah mengukir sejarah perjalanan cita-cita RA Kartini. Di pantai itulah RA Kartini dan Mr. Abendanon mengadakan pembicaraan empat mata yang berhubungan dengan permohonannya untuk belajar ke negeri Belanda, meskipun ahirnya secara resmi permohonannya kepada pemerintah Hindia Belanda ditarik kembali dan biaya yang sudah disediakan buat RA Kartini diberikan kepada pemuda berasal dari Sumatera yaitu Agus Salim (KH. Agus Salim alm.).

Sementara itu dikisahkan bahwa obyek wisata Pantai Bandengan masih ada keterkaitanya dengan legenda asal usul Karimunjawa. Dalam legenda itu disebutkan bahwa karena terdorong rasa prihatin akan perilaku anaknya yang nakal/bandel, maka Sunan Muria memerintahkan puteranya yaitu Amir Hasan pergi ke utara menuju sebuah pulau yang nampak "kremun-kremun" dari puncak Gunung Muria. Kepergian ini dengan tujuan untuk memperdalam sekaligus mengembangkan ilmu agama. Kelak pulau yang dituju itu dinamakan Pulau Karimunjawa. Dalam perjalanan itu sampailah mereka di pantai yang banyak terdapat paya-paya dan ikan banding. Sampai sekarang tempat ini dinamakan Desa Bandengan dan pantai yang terletak di desa itu disebut pula Pantai Bandengan.



Goa Manik Berada di desa Sumanding kecamatan Keling kabupaten Jepara. Gua ini kurang lebih 5km berada berdekatan dengan Air Terjun Songgolangit. Untuk menempuh daerah tersebut harus berhati-hati karena jalan yang akan ditempuh sangat licin,curam dan terjal.

Dilokasi tersebut terdapat 2 buah gua yang berdekatan. Namun yang satu berada di bawah tepat di pancuran air. Konon gua tersebut digunakan oleh Begawan Manikyoso Namun sekarang banyak digunakan oleh orang-orang untuk bertapa agar keinginannya dapat tercapai.



Goa Tritip Terletak di desa Jung Watu, Kecamatan Keling atau 45 Km sebelah utara kota jepara berdekatan dengan benteng portugis.

Pada zaman dahulu gua tritip digunakan oleh Mbah Joyo Kusumo untuk bertapa yang kemudian sekarang banyak diartikan orang sebagai tempat petilasannya. Tiap malam jum'at diberi sesajen berupa wedang gula dan wedang kopi. Namun pada malam jum'at wage sajian itu ditambah dengan kelapa muda dan bubur merah putih. Di sekitar daerah tersebut terdapat perahu kayu. Perahu tersebut konon katanya menjadi tempat pertapaan Mbah Joyo Kusumo.

Namun sekarang perahu yang terletak di gua tritip sudah tinggal setengah karena banyak diambil oleh orang-orang yang berkunjung disana untuk membuat api unggun dan lain sebagainya. Banyak pengunjung yang datang pada malam jum'at wage agar hajatnya tercapai setelah melakukan pertapaan melalui perantara mbah Joyo Kusumo kepada Tuhan Yang Maha Esa.



Obyek wisata Air Terjun Songgolangit Jepara ini terletak di desa Bucu kecamatan Kembang 30 km sebelah utara dari kota Jepara. Air terjun ini mempunyai ketinggian 80 meter dan lebar 2 meter. Konon menurut cerita bahwa tempat ini akan menjadikan awet muda bagi para pengunjung yang melakukan cuci muka ataupun mandi.

Panorama alam di sekitar obyek wisata ini begitu indah dan udaranya cukup nyaman, sehingga sangat cocok untuk acara santai atau kegiatan rekreasi lainnya. Di tempat pula banyak dijumpai kupu-kupu yang beraneka ragam jumlahnya dengan warna-warni yang cukup indah. Unyuk mencapai obyek wisata tersebut dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2 maupun roda 4 dengan kondisi jalan beraspal.

Menurut legenda, Dikisahkan ada seorang jejaka yang berasal dari desa Tunahan menjalin cinta dengan seorang gadis cantik asal Dukuh Sumanding Desa Bucu Kecamatan Kembang. Jalinan cinta mereka ahirnya berlanjut hingga ke jenjang perkawinan. Di sini diceritakan bahwa antara desa Tunahan dan desa Bucu terbentang sungai (sekarang ini sungai yang berada di atas obyek wisata tersebut airnya mengalir ke bawah menjadi air terjun). Pada zaman dahulu seorang laki-laki melamar seorang perempuan harus membawa perabotan dapur seperti wajan, piring, gelas, dll. Serta membawa hewan piaraan kerbau, sapi, kambing,dll.

Pada suatu fajar si isteri bersiap menyiapkan makanan pagi untuk si suami tercinta. Dalam penyediaan sarapan tersebut si isteri kurang hati-hati sehingga menimbulkan suara-suara alat dapur yang saling bersentuhan. Alkisah, sang mertua menegur anaknya : "Ojo glondhangan, mengko mundhak bojomu tangi" atau dalam bahasa Indonesia : "Jangan gaduh, nanti suamimu terbangun". Rupanya si suami salah mendengar "Kerjo kok glondhangan, rumangsamu barange bojomu" atau dalam bahasa Indonesia "Kerja kok gaduh, memangnya barang bawaan suamimu".

Pada saat itu juga si suami merasa tersinggung dengan perkataan sang mertua itu, kemudian pada suatu tengah malam kedua pengantin tersebut berniat pergi dari rumah untuk pindah ke tempat asal suami dengan mengendarai pedati/gerobak yang ditarikoleh sapi. Oleh karena jalannya begitu gelap, maka pedati yang mereka naiki salah jalan (kesasar) sehingga terasa pedati tersebut masuk jurang yang sangat dalam dan sepasang pengantin tersebut hilang tidak ada yang mengetahui keberadaanya.

Legenda tersebut bersifat turun temurun dan masih melekat kuat di hati masyarakat setempat sehingga merupakan pantangan antara orang-orang desa Tunahan dan desa Bucu untuk hidup sebagai suami isteri, karena dikuatirkan hubungan rumah tangga mereka akan mengalami kemelut.
Sedangkan dinamakan air terjun Songgolangit, karena dilihat dari bawah maka air terjun tersebut tampak seakan akan menyangga horizon langit.

Konon ceritanya air terjun ini ditunggui oleh sepasang suami isteri yang ikut menjaga kenyamanan para wisatawan yang menikmati keindahan obyek wisata tersebut, karena mereka merasa bahwa pengunjung-pengunjung adalah tamunya yang perlu dihormati dan dijaga keamanannya dan kenyamananya.

0 komentar:

Post a Comment