Monday, 26 December 2016

Prinsip Kerja Sistem Pesawat

Prinsip Kerja Sistem Pesawat

Ø Prinsip kerja Gas Turbine Engine (GTE):
Udara masuk melalui air intake, kemudian udara dikompresi oleh compressor, compressor ada 2 bagian, yaitu: low pressure compressor, dan high pressure compressor, dan ada 2 tipe dari compressor, yaitu: centrifugal dan axial compressor. Di bagian compressor tekanan dinaikkan sebesar-besarnya dan kecepatan diturunkan selambat-lambatnya. Setelah udara dikompresi kemudian udara tersebut diarahkan menuju combustion chamber untuk selanjutnya dicampur dengan bahan bakar kemudian dilakukan pembakaran. Di combustion chamber dapat dilakukan pembakaran karena ada 3 faktor, yaitu: udara, bahan bakar, dan percikan api yang dihasilkan oleh spark plug. Ada 3 tipe combustion chamber: can, annular, can annular. Setelah campuran udara dan bahan bakar dibakar maka akan menghasilkan gas panas. Gas panas yang dihasilkan tersebut diarahkan ke turbine. Ada 3 tipe turbine: impulse, reaksi dan impulse-reaksi. Turbine berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi gerak (mekanik). Setelah melewati turbine, gas panas diarahkan ke exhaust dimana kecepatan akan dinaikkan setinggi-tingginya dan tekanan akan diturunkan serendah-rendahnya. Oleh karena itu exhaust pun akan menghasilkan gaya dorong (thrust).
Ø  Prinsip Kerja Fuel System
Fuel yang tersimpan pada tanki selanjutnya akan dipompa oleh booster pump. Kemudian disaring pada fuel filter agar tidak ada kotoran yang masuk ke system. Setelah melewati filter, fuel akan mengalir ke heater oil to fuel (fuel heat exchanger) yang mana berfungsi untuk memanaskan fuel. Selanjutnya fuel dipompa kembali oleh fuel pump ke fuel control unit (FCU). Setelah fuel diatur di FCU, fuel akan diarahkan ke high pressure shut off valve yang kemudian fuel dikeluarkan melalui fuel nozzle dalam bentuk kabut agar mempermudah proses pembakaran.
Ø  Prinsip Kerja Hydraulic System
Fluida hydraulic ditampung didalam tanki yang disebut reservoir. Fluida tersebut kemudian diarahkan ke system dan melewati valve yang dinamakan check valve yang berfungsi untuk mencegah fuel kembali ke tanki. Fluida akan dipompa oleh power pump atau hand pump yang diarahkan ke pressure regulator yang berfungsi untuk mengatur tekanan fluida yang masuk ke system. Kemudian fluida diarahkan ke pressure relief valve yang berfungsi untuk membatasi tekanan yang masuk ke dalam system. Selanjutnya fluida diarahkan ke selector valve yang berfungsi untuk mengatur fluida pada keadaan open/close. Setelah itu fluida diarahkan ke actuator yang berfungsi untuk menggerakkan Flight Control surface, flap, slat, Landing Gear, dan device lainnya. Setelah melewati actuator fluida dapat kembali melalui saluran balik menuju reservoir.
Ø  Prinsip Kerja Oil System
Oil disimpan didalam tanki yang bernama reservoir, kemudian dipompa oleh oil pump dan kemudian disaring oleh filter. Setelah itu oil akan melumasi semua bearing yang ada pada engine. Selain melumasi bearing, oil juga akan menuju oil heat exchanger. Setelah oil melumasi bearing yang ada pada engine, oil tersebut akan kembali melalui saluran balik yang dipompa oleh pompa saluran balik yaitu scavange pump dan oil tersebut didinginkan kembali oleh oil cooler. Setelah didinginkan oil kembali lagi ke tanki.
Ø Prinsip Kerja Pneumatic System
Secara umum, prinsip kerja pneumatic system sama dengan prinsip kerja hydraulic system. Sumber udara bertekanan dapat diambil dari compressor, kemudian udara diatur oleh pressure regulator agar tekanan sesuai dengan yang dibutuhkan. Udara bertekanan dari compressor masih mengandung molekul-molekul air, untuk itu udara harus dipisahkan dari air dengan menggunakan water separator.  Kemudian udara diarahkan menuju check valve agar tidak terjadinya arus balik. Kemudian udara disaring oleh filter agar terbebas dari FOD. Setelah itu udara diarahkan pressure relief valve untuk membuang tekanan yang berlebih yang masuk ke system. Kemudian udara akan menuju ke selector valve untuk memilih keadaan open/close, yang selanjutnya udara akan menuju actuator, dan actuator tersebut akan menggerakkan Flight Control surface, flap, dan device lainnya sesuai kebutuhan.
Ø  Prinsip Kerja Electrical System
Secara umum, gas turbine pada pesawat mampu memutar turbine lalu menghasilkan thrust. Turbine yang berputar akan menggerakkan generator dan menjadi sumber listrik yang utama pada pesawat terbang. Pesawat terbang memiliki generator lebih dari satu, 3 phase. Generator pada engine menghasilkan  listrik dari putaran engine listrik yang dibutuhkan pesawat sebesar 115 VAC dengan frequensi 400 Hz yang dihasilkan dari generator, namun karena RPM engine yang memutar generator tidak selalu stabil maka dipasanglah sebuah alat yang bernama CSD (Constan Speed Drive) dimana alat itu berfungsi untuk mengendalikan putaran generator agar selalu constan.
Selain memiliki generator pada setiap enginenya , pesawat terbang memiliki generator cadangan pada ekor pesawat untuk menganstisipasi engine mati (Engine Failure) yang bernama APU (Auxiliary Power Unit).
Sedangkan sumber listrik DC pada pesawat terbang terdiri atas TRU (Transformer Rectifier Unit) dan baterai. TRU (Transformer Rectifier Unit) dimana didalamnya terdapat 2 bagian yaitu transformator dan rectifier. Fungsi dari keduanya adalah transformator berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 115 VAC menjadi 28 VAC. Sedangkan fungsi rectifier untuk mengubah tegangan 28 VAC menjadi 28 VDC. Baterai yang terdapat di pesawat berfungsi untuk menghasilkan listrik DC dengan tegangan sebesar 28 VDC. Baterai yang dipakai adalah tipe nikel cadmium (Nicd) sehingga dapat diisi ulang (Rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di charge oleh baterai charger yang terpasang. Dalam pemakaianya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan yaitu sebagai sumber eksitasi untuk starting APU dan saat kondisi darurat sebagai sumber listrik DC.
Sistem Distribusi
Untuk distribusi listrik, pesawat memakai sistem bus yang menghubungkan antara sumber listrik dengan beban.
1.AC transfer bus (XFR) terdiri atas transfer bus 1 dan transfer bus 2. Dalam kondisi normal, transfer bus 1 terhubung dengan generator 1 dan transfer bus 2 terhubung dengan generator 2 sedangkan dalam kondisi darurat. Misal generator 1 tidak berfungsi maka transfer bus 1 dapat terhubung dengan APU atau terhubung dengan generator 2 melalui transfer bus 2.
2.AC main bus, terdiri dari AC main bus 1 dan AC main bus 2.
3.Galley bus untuk, keperluan listrik di galley pesawat. Jumlah bergantung pada jumlah galley yang terpasang di  pesawat.
4.28 VDC baterai bus, bus yang terhubung dengan transformer dalam kondisi normal, dan baterai dalam kondisi alternatif.
5.Standby (STBY) bus, standby bus adalah bus yang tetap akan mempunyai sumber listrik dalam keadaan darurat. 115 VAC STBY memperoleh sumber listrik dari static inverter sedangkan 28 VDC STBY memperoleh listrik dari baterai.
Beban Load

Beban dipesawat terhubung dengan sistem distribusi listrik yang diperlukan, dan juga peranannya, beban bisa terhubung pada bus yang berbeda-beda. Untuk sistem pesawat yang tetap harus berfungsi dalam keadaan darurat, akan tersambung dengan standby bus. Sedangkan dengan standby bus pesawat akan terhubung dengan AC main bus.

0 komentar:

Post a Comment